Daerah

Enam Niniak Mamak Dikukuhkan – Malewa Gala Datuak di Panampuang Agam Jadi Momentum Perkuat Adat Minangkabau

×

Enam Niniak Mamak Dikukuhkan – Malewa Gala Datuak di Panampuang Agam Jadi Momentum Perkuat Adat Minangkabau

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2025 07 26 at 16.45.35 c61f44da
Gubernur Sumatera Barat yang hadir bersama Bupati Agam, Ketua LKAAM Sumbar, Forkopimda, serta pimpinan OPD menegaskan pentingnya kehadiran niniak mamak sebagai penjaga nilai adat. Foto: Rafika Santi

KORANINVESTIGASI|Langit cerah menaungi Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam Sumatera Barat (Sumbar) ketika halaman Balai Adat dipenuhi suara talempong dan langkah-langkah para tamu undangan yang datang dengan pakaian adat lengkap.

Hari itu, adat Minangkabau berbicara lewat prosesi Malewa Gala Datuak, momen sakral di mana enam niniak mamak resmi dikukuhkan untuk memegang amanah kepemimpinan adat bagi kaum masing-masing.

BACA JUGA: Nagari Lasi Lintas Zaman — Pusako Sosial dan Budaya dari Anak Nagari Agam Timur Sumbar

Adat sebagai Fondasi Nagari

WhatsApp Image 2025 07 26 at 16.45.11 f4f265c0
Masyarakat Panampuang berharap, enam niniak mamak yang baru dikukuhkan dapat menjadi “suluh di dalam gelap dan pelita di tengah malam,” memimpin dengan teladan, menyatukan kaum, dan menjaga marwah adat di tengah gempuran tantangan zaman. Foto: Rafika Santi

BACA JUGA: Sanggar SIBA Diresmikan: Dari Surau ke Panggung Budaya, Gerakan Bangkitkan Adat Minangkabau Dimulai

Acara yang berlangsung khidmat ini menjadi bukti nyata bahwa di tengah arus modernisasi, Panampuang tetap menambatkan diri pada akar budayanya.

Gubernur Sumatera Barat yang hadir bersama Bupati Agam, Ketua LKAAM Sumbar, Forkopimda, serta pimpinan OPD menegaskan pentingnya kehadiran niniak mamak sebagai penjaga nilai adat.

“Tugas niniak mamak bukan tugas ringan. Ia harus menjadi penjaga nilai adat, pemersatu kaum, dan pengayom dalam menyelesaikan persoalan. Maka dukungan semua pihak menjadi penting, karena niniak mamak adalah fondasi utama dalam membangun nagari,” ujar gubernur dalam sambutannya.

Bupati Agam menambahkan bahwa peran niniak mamak tak mengenal batas ruang dan waktu.

“Komunikasi niniak mamak di kampung dan perantauan harus terus terjaga. Meskipun jarak membentang, silaturahmi dan tanggung jawab kepada anak kemenakan tidak boleh putus,” pesannya.

Lebih dari Sekadar Gelar

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumatera Barat mengingatkan bahwa pengukuhan ini bukan hanya soal gelar baru.

“Niniak mamak bukan hanya sukses dalam gelar, tapi juga harus hadir sebagai pelindung, pemberi arah, dan juru damai di tengah masyarakat,” ungkapnya dengan tegas.

Enam niniak mamak yang dikukuhkan hari itu adalah representasi dari berbagai suku di Panampuang.

Prosesinya dilakukan sesuai aturan adat salingka nagari, disaksikan ratusan undangan, dari ninik mamak dan bundo kanduang hingga tokoh pemuda.

Adat yang Mengikat, Jamuan yang Mengakrabkan

Setelah rangkaian adat selesai, jamuan makan bajamba disuguhkan. Hidangan tersaji di dulang panjang, disantap bersama-sama sebagai simbol kebersamaan dan gotong royong — roh yang menghidupkan adat Minangkabau selama berabad-abad.

Masyarakat Panampuang berharap, enam niniak mamak yang baru dikukuhkan dapat menjadi “suluh di dalam gelap dan pelita di tengah malam,” memimpin dengan teladan, menyatukan kaum, dan menjaga marwah adat di tengah gempuran tantangan zaman.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *