Daerah

Volunteer Camp PMI Bukittinggi: Perkuat Relawan Muda di Politeknik Pertanian Payakumbuh

×

Volunteer Camp PMI Bukittinggi: Perkuat Relawan Muda di Politeknik Pertanian Payakumbuh

Sebarkan artikel ini
IMG 20250629 WA0005 scaled

KORANINVESTIGASI|Dalam upaya memperkuat kapasitas relawan muda, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bukittinggi menggelar Volunteer Camp selama tiga hari, dari 27 hingga 29 Juni 2025, bertempat di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Kegiatan ini diikuti oleh Korps Sukarela (KSR) PMI Unit Kampus, yang selama ini menjadi mitra aktif dalam kegiatan kemanusiaan di tingkat mahasiswa.

Volunteer Camp ini tidak hanya menjadi ajang pelatihan lanjutan, tetapi juga sebagai wadah penyegaran kemampuan teknis dan simulasi respons darurat.

Materi yang diberikan mencakup asesmen korban, bantuan hidup dasar (BHD), penanganan trauma, evakuasi medis, hingga penggunaan oksigen dan manajemen kondisi darurat, seperti histeria dan cedera massal.

Fokus pada Kemandirian dan Profesionalisme Relawan

Kepala Markas PMI Kota Bukittinggi, Ahmad Jais, menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari pembinaan berkelanjutan.

Ia menyebutkan bahwa relawan dari KSR PMI Unit Politeknik Pertanian telah menjadi ujung tombak dalam kegiatan kemahasiswaan besar, seperti pelatihan fisik di Secata B maupun PKKMB.

“Kami ingin memastikan bahwa mereka siap dalam segala aspek — baik keterampilan teknis, logistik, hingga kedisiplinan operasional,” ujar Ahmad Jais.

Ia juga menambahkan bahwa peran PMI kini lebih mengarah pada fungsi pembina dan fasilitator, karena KSR Unit sudah cukup mandiri dan tangguh dalam menjalankan pelayanan lapangan.

“Kalau dulu PMI harus turun langsung membuka posko, sekarang kami cukup hadir sebagai pengarah dan penyegar kapasitas. Mereka sudah bisa berdiri sendiri,” tambahnya.

Evaluasi Logistik dan Respons Kesehatan Lapangan

Selain materi teknis, camp ini juga dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi kesiapan logistik dan manajemen ambulans.

Mulai dari stok obat-obatan, alat medis, hingga simulasi rujukan pasien darurat menjadi bagian dari latihan intensif selama kegiatan berlangsung.

Ahmad Jais menekankan bahwa pelatihan seperti ini harus menjadi agenda rutin dan terprogram, bukan sekadar persiapan menjelang event besar.

“Relawan harus siap setiap saat. Bukan hanya punya semangat, tapi juga punya keterampilan yang terjaga dan terus diasah,” ujarnya.

Sinergi Pendidikan dan Kemanusiaan

PMI Kota Bukittinggi juga menyampaikan apresiasi kepada Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh yang terus mendukung pengembangan relawan melalui dukungan sarana, tenaga pengajar, dan keikutsertaan dalam membangun kesadaran kemanusiaan di kalangan mahasiswa.

“Kolaborasi ini menjadi model sinergi yang baik antara lembaga pendidikan dan lembaga kemanusiaan. Kami berharap jaringan relawan di Sumatera Barat terus tumbuh dan menguat,” tutup Ahmad Jais.***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *