Berita

Empat Tokoh Nasional Tekankan Pentingnya Penguatan Nilai Pancasila di Bukittinggi

×

Empat Tokoh Nasional Tekankan Pentingnya Penguatan Nilai Pancasila di Bukittinggi

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2025 07 22 at 16.14.02 1f78e1c9
Para tokoh sepakat bahwa Pancasila bukan sekadar hafalan, tapi harus dihidupkan dalam kebijakan publik, sistem demokrasi, hingga perilaku sehari-hari.. Foto: Rafika Santi

KORANINVESTIGASI|Empat tokoh nasional dari lintas bidang hadir dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar di Panti Asuhan Aisyiyah, Kelurahan Manggis Gantung, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi, pada Sabtu (20/7/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

Empat tokoh yang hadir dan menyampaikan pandangan strategisnya:

  1. Dr. Syafril, tokoh bidang pemerintahan dan hukum
  2. Arizal Aziz, Anggota DPR RI Komisi XIII
  3. Fifner, Komisioner Bawaslu Sumbar & Direktur Advokasi Ideologi Pancasila
  4. Fuad Himawan, SH, MH, Direktur Advokasi BPIP (melalui sambutan video)

Pancasila: Penuntun Arah Bangsa

WhatsApp Image 2025 07 22 at 16.14.04 1468ac8a
Kegiatan ini menggarisbawahi pentingnya penguatan Pancasila sebagai panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Foto: Rafika Santi

Dalam paparannya, Dr. Syafril menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah hadiah, melainkan hasil perjuangan kolektif yang berpijak pada nilai luhur bangsa.

“Pancasila digali dari akar budaya bangsa. Tanpa ini, keberagaman kita bisa jadi bencana. Pancasila adalah penuntun arah kebijakan dan pemersatu Indonesia,” ujarnya.

Terkait wacana yang menyentuh isu ideologi, Syafril mengingatkan bahwa diskusi tentang Pancasila harus berbasis konstitusi, bukan opini yang menyesatkan.

Arizal Aziz: Buka Ruang Partisipasi Masyarakat

Sebagai legislator Komisi XIII DPR RI, Arizal Aziz membuka peluang bagi masyarakat untuk mengajukan program berbasis nilai-nilai kebangsaan.

“Program-program berbasis HAM, imigrasi, dan kemasyarakatan silakan disampaikan. Kalau belum di komisi saya, insyaallah akan saya perjuangkan,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa implementasi Pancasila harus sejalan dengan nilai keagamaan dan lokal, seperti pepatah Minangkabau: “Bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakat.”

Fifner: Demokrasi Harus Berakar pada Pancasila

Fifner, Komisioner Bawaslu Sumbar, mengingatkan bahwa demokrasi Indonesia harus bertumpu pada nilai-nilai Pancasila.

“Pemilu yang adil bukan hanya soal prosedur. Gotong royong, keadilan, dan persatuan harus jadi roh utama demokrasi kita,” jelasnya.

Ia menyebutkan bahwa budaya lokal seperti Tabuik di Pariaman menggambarkan semangat kolektif yang sejalan dengan Pancasila.

BPIP: Perlu Literasi Ideologi yang Lebih Kuat

Dalam sambutan video, Fuad Himawan dari BPIP menyatakan bahwa penguatan literasi Pancasila masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

“Pancasila adalah pandangan hidup dan landasan ilmu pengetahuan. Namun hasil survei menunjukkan pemahamannya masih belum merata. Perlu edukasi ideologis yang lebih kuat, terutama bagi generasi muda,” ujarnya.

Ia juga menyinggung kekerasan terhadap anak sebagai contoh nyata kegagalan penerapan nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.

Penyerahan Plakat sebagai Simbol Apresiasi

Sebagai penutup kegiatan, dilakukan penyerahan plakat penghargaan kepada masing-masing narasumber sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

Plakat diserahkan langsung oleh Arizal Aziz, mewakili pihak penyelenggara.

Pancasila Harus Hidup dalam Tindakan

Kegiatan ini menggarisbawahi pentingnya penguatan Pancasila sebagai panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Para tokoh sepakat bahwa Pancasila bukan sekadar hafalan, tapi harus dihidupkan dalam kebijakan publik, sistem demokrasi, hingga perilaku sehari-hari.

“Pancasila itu tidak cukup disosialisasikan — tapi harus dilaksanakan,” pungkas salah satu narasumber.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *