Internasional

Gaza Kembali Berdarah: Puluhan Tewas Saat Antri Bantuan Makanan, Krisis Kemanusiaan Kian Parah

×

Gaza Kembali Berdarah: Puluhan Tewas Saat Antri Bantuan Makanan, Krisis Kemanusiaan Kian Parah

Sebarkan artikel ini
warga gaza serbu pusat bantuan di rafah 1748400813766 169
Israel diduga menyelundupkan dan mencampurkan narkoba jenis Oxycodone dalam tepung yang akan disalurkan sebagai bantuan pangan ke Jalur Gaza Palestina. (Foto: REUTERS/Hatem Khaled)

KORANINVESTIGASI|Serangan udara terbaru yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza kembali menorehkan luka mendalam.

Puluhan warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk mereka yang sedang mengantre bantuan makanan demi bertahan hidup di tengah krisis yang makin parah.

Kekerasan ini memuncak sejak Minggu, 30 Juni 2025, dan hingga kini tercatat setidaknya 68 warga Palestina meninggal dunia.

Yang paling tragis, 47 korban tewas berasal dari Gaza City dan wilayah utara Gaza, termasuk lima orang yang kehilangan nyawa saat mencoba mendekati pusat distribusi bantuan makanan di utara Rafah.

BACA JUGA: Geger Bantuan Tepung Dicampur Narkoba di Gaza, GHF dan Israel Dituding Lakukan Kejahatan Kemanusiaan

Bantuan yang Berubah Jadi Maut

Pusat distribusi bantuan tersebut dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah organisasi yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.

Ironisnya, tempat yang seharusnya menjadi harapan justru berubah menjadi sasaran tembak.

Sejak GHF mulai aktif menyalurkan bantuan terbatas pada akhir Mei, data dari Kantor Media Pemerintah Gaza menunjukkan bahwa lebih dari 580 warga sipil telah tewas, dan lebih dari 4.000 orang terluka—semuanya saat mencoba mengakses bantuan yang seharusnya menyelamatkan mereka.

Ditembak Saat Kelaparan

Sebuah laporan mengejutkan dari media Israel Haaretz mengungkap bahwa tentara Israel diduga menerima perintah untuk menembaki warga sipil tak bersenjata yang berkumpul demi mendapatkan makanan.

Langkah ini disebut sebagai upaya untuk “menghalau” kerumunan.

Geoffrey Nice, seorang pengacara hak asasi manusia internasional, menyebut kejadian ini sebagai “tragedi tak bisa dijelaskan.”

“Bayangkan, di tempat yang katanya pusat bantuan justru terjadi pembantaian terhadap ratusan orang,” ujarnya kepada Al Jazeera. “Ini benar-benar tak masuk akal.”

Anak-anak Tewas dan Gizi Buruk Meluas

tentara israel perluas agresi militer di gaza 3 169
Ilustrasi sejumlah tentara Israel di Jalur Gaza, Palestina. (REUTERS/IDF)

BACA JUGA: Tentara Israel Akui Sengaja Tembaki Warga Gaza di Dekat Bantuan Kemanusiaan

Serangan terus menyasar berbagai titik sejak fajar. Dua anak kecil dilaporkan tewas saat rumah mereka di kawasan Zeitoun, Gaza City dihantam bom.

Di wilayah pesisir al-Mawasi, tenda darurat juga ikut menjadi sasaran, menewaskan lima orang lainnya.

Di Khan Younis, pasukan Israel bahkan disebut menggunakan bahan peledak jebakan untuk menghancurkan lingkungan pemukiman, dalam klaim mereka untuk memburu batalion Hamas.

Kondisi Kemanusiaan Kian Buruk: “Anak-anak Menyerupai Bayi”

Di tengah kekacauan ini, situasi kemanusiaan di Gaza mencapai titik paling menyedihkan. Christy Black, seorang perawat sukarelawan asal Australia yang bertugas di salah satu rumah sakit di Gaza City, menggambarkan kondisi yang memilukan.

“Bayi-bayi meninggal karena malnutrisi. Banyak ibu tak bisa memproduksi ASI, dan susu formula tidak tersedia,” kata Christy.

Luka-luka warga pun sulit sembuh karena kekurangan nutrisi. Selain itu, debu dan gas dari ledakan menyebabkan meningkatnya infeksi saluran pernapasan. Ia menambahkan:

“Kami melihat anak-anak usia 9 atau 10 tahun yang tubuhnya sekecil balita dua tahun. Mereka mengais tempat sampah untuk mencari makanan.”

Dunia Perlu Bertindak

Di tengah situasi ini, pertanyaan besar kembali mencuat: Sampai kapan dunia akan diam?

Ketika tempat bantuan menjadi ladang pembantaian, dan anak-anak kelaparan tak bisa lagi menangis, dunia perlu membuka mata dan bersuara lebih keras dari sebelumnya.***

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *