Daerah

Didik Karakter, Bangun Jiwa: Pramuka Jadi Jalan Pembinaan Warga Binaan di Lapas Bukittinggi Sumbar

×

Didik Karakter, Bangun Jiwa: Pramuka Jadi Jalan Pembinaan Warga Binaan di Lapas Bukittinggi Sumbar

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2025 07 13 at 08.23.16 f7061aca
Kepala Lapas Kelas IIA Bukittinggi, Herdianto, A.Md.IP., S.H., M.Si., menegaskan bahwa pembinaan kepramukaan adalah bagian penting dari strategi pemasyarakatan yang holistik – tidak hanya melatih keterampilan teknis atau mendalami aspek spiritual, tetapi juga membentuk mentalitas positif dan tanggung jawab sosial. Foto DOK Lapas Bukittinggi

KORANINVESTIGASI|Di balik tembok tinggi dan jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bukittinggi, semangat membangun karakter dan jiwa tak pernah surut.

Pada Sabtu pagi yang cerah itu, suasana Aula Lapas berubah menjadi tempat penuh semangat dan semarak.

Bukan karena apel atau razia, melainkan karena derap langkah tegap warga binaan yang mengenakan seragam cokelat muda – menandai berlangsungnya kegiatan pembinaan Pramuka bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Di tengah keterbatasan, program ini menjadi oase pembinaan kepribadian yang sarat makna. Bukan hanya soal baris-berbaris atau ikrar Tri Satya dan Dasa Dharma, melainkan tentang membangun kembali jiwa-jiwa yang sempat tersesat menuju arah yang lebih terang.

BACA JUGA: Lapas Bukittinggi Gencarkan Razia dan Tes Urine: Komitmen Nyata Menuju Pemasyarakatan Bersih dan Bebas Narkoba

Pramuka sebagai Media Transformasi Karakter

WhatsApp Image 2025 07 13 at 08.23.15 5b00b872
Di tengah keterbatasan, program ini menjadi oase pembinaan kepribadian yang sarat makna. Bukan hanya soal baris-berbaris atau ikrar Tri Satya dan Dasa Dharma, melainkan tentang membangun kembali jiwa-jiwa yang sempat tersesat menuju arah yang lebih terang. Foto DOK Lapas Bukittinggi

BACA JUGA: Lapas Bukittinggi Ikuti Rekonsiliasi dan Pemutakhiran Data Laporan Keuangan serta BMN Semester I Tahun 2025 secara Virtual

Kepala Lapas Kelas IIA Bukittinggi, Herdianto, A.Md.IP., S.H., M.Si., menegaskan bahwa pembinaan kepramukaan adalah bagian penting dari strategi pemasyarakatan yang holistik – tidak hanya melatih keterampilan teknis atau mendalami aspek spiritual, tetapi juga membentuk mentalitas positif dan tanggung jawab sosial.

“Pramuka adalah wadah yang sangat kuat untuk membentuk karakter. Kegiatan ini melatih kedisiplinan, kerja sama, dan terutama rasa cinta tanah air. Harapannya, para warga binaan dapat keluar dari sini bukan sebagai orang yang dikucilkan, tetapi sebagai pribadi yang siap memberi arti bagi masyarakat,” jelas Herdianto.

Program ini merupakan agenda rutin dalam pembinaan kepribadian, yang dirancang untuk memberikan WBP pengalaman kebersamaan, kepemimpinan, serta wawasan kebangsaan yang konstruktif.

Suasana Penuh Antusiasme dan Kebanggaan

Begitu kegiatan dimulai, aula Lapas dipenuhi suara lantang para peserta yang menyanyikan hymne Pramuka, mengumandangkan ikrar Tri Satya, serta menampilkan formasi baris-berbaris.

Dengan didampingi petugas pembina yang telah mengikuti pelatihan khusus, para peserta mengikuti materi dasar kepramukaan dengan antusias. Mereka tak sekadar hadir; mereka menyimak, mencatat, dan mempraktikkan dengan sungguh-sungguh.

Salah satu peserta, sebut saja D, mengaku baru kali ini ia merasakan kembali semangat seperti di masa sekolah.

“Sudah lama saya tidak merasa sebermanfaat ini. Lewat Pramuka, saya belajar disiplin dan percaya diri lagi,” katanya dengan mata berbinar.

Bagi para petugas lapas, perubahan sikap seperti ini menjadi indikator keberhasilan pendekatan pembinaan berbasis nilai-nilai.

“Kami melihat banyak warga binaan yang lebih aktif, kooperatif, dan memiliki semangat memperbaiki diri setelah ikut kegiatan Pramuka ini,” ujar salah seorang pembina lapas.

Kembali ke Akar Nilai: Dasa Dharma dan Tri Satya

Program Pramuka di Lapas Bukittinggi bukan hanya soal aktivitas fisik. Di dalamnya terselip pengajaran tentang nilai-nilai universal yang menjadi pilar karakter bangsa: kejujuran, keberanian, kesetiaan, kerja keras, dan kepedulian sosial.

Nilai-nilai yang terangkum dalam Dasa Dharma dan Tri Satya ini menjadi pijakan dalam membentuk pribadi yang tangguh namun tetap humanis.

Dengan pembinaan yang sistematis dan berkelanjutan, pihak Lapas berharap kegiatan ini mampu mendorong perubahan sikap dari dalam.

Tidak ada yang mudah dalam proses pembinaan, namun di balik seragam Pramuka dan derap langkah itu, tumbuh harapan – bahwa setiap manusia selalu memiliki peluang kedua.

Membangun Asa dari Balik Jeruji

Meski dalam keterbatasan ruang dan waktu, kegiatan Pramuka ini membuktikan bahwa pembinaan karakter tak mengenal batas.

Justru dalam lingkungan seperti lapas, nilai-nilai tersebut menjadi sangat penting sebagai jembatan menuju reintegrasi sosial yang sehat.

“Kami ingin Lapas Bukittinggi menjadi tempat yang tidak hanya menjalankan hukuman, tapi juga mengembalikan harapan. Kami bangga bisa menyaksikan warga binaan tumbuh menjadi pribadi yang siap berkontribusi setelah bebas nanti,” ujar Kalapas Herdianto.

Dengan program-program seperti ini, Lapas Bukittinggi terus membangun budaya pembinaan yang progresif, inklusif, dan bermakna. Karena sejatinya, pemasyarakatan bukan tentang menghukum semata, tetapi tentang memanusiakan kembali manusia.***

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *