Daerah

Penduduk Kabupaten Pasaman Barat Sumbar Meningkat Signifikan pada Pertengahan 2025: Data Konsolidasi Bersih Kemendagri Ungkap Fakta Penting!

×

Penduduk Kabupaten Pasaman Barat Sumbar Meningkat Signifikan pada Pertengahan 2025: Data Konsolidasi Bersih Kemendagri Ungkap Fakta Penting!

Sebarkan artikel ini
c1094749 87bc 462b 8b64 6d756a84fe04
Infografis Gambaran Demografi dan Distribusi Penduduk di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar). Foto Generate by AI

KORANINVESTIGASI|Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali merilis Data Konsolidasi Bersih (DKB) Semester 1 Tahun 2025 yang memberikan gambaran terkini mengenai jumlah penduduk di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Berdasarkan data tersebut, penduduk Kabupaten Pasaman Barat tercatat mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Pemanfaatan Data Disdukcapil Kabupaten Pasaman Barat, Yulisna, sepanjang Semester 1 Tahun 2025, dinamika kependudukan menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan penambahan 3.755 jiwa.

“Pada 2024, jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat mencapai 454.053 jiwa. Namun, pada Semester 1 2025 angka itu naik menjadi 457.803 jiwa dengan laju pertumbuhan 0,41 persen,” ungkap Yulisna saat acara perpisahan menjelang masa purnabaktinya di Ruang Pelayanan Disdukcapil Kabupaten Pasaman Barat, Jumat (25/7/2025).

Gambaran Demografi dan Distribusi Penduduk

Data DKB I 2025 mencatat penduduk Pasaman Barat terdiri dari 230.378 laki-laki dan 227.430 perempuan.

Kecamatan Pasaman menjadi wilayah dengan penduduk terbanyak, yakni 81.522 jiwa, sedangkan Sasak Ranah Pasisie mencatat jumlah penduduk paling sedikit dengan 15.962 jiwa.

Pada tingkat nagari, Nagari Air Bangis memiliki penduduk terbanyak dengan 30.099 jiwa, sedangkan Nagari Mudiak Labuah menempati posisi terendah dengan hanya 1.631 jiwa.

Fakta Penting DKB Semester 1 2025

  1. Jumlah Kepala Keluarga (KK) mencapai 134.734 KK, terdiri atas 107.604 KK laki-laki dan 27.139 KK perempuan.
  2. Rata-rata lama sekolah warga Pasaman Barat adalah 7,32 tahun.
  3. Populasi usia sekolah terdiri dari 54.492 anak usia SD, 28.122 usia SLTP, 23.116 usia SLTA, dan 49.857 usia perguruan tinggi.
  4. Penduduk usia produktif mendominasi dengan rincian: 120.965 usia muda, 309.539 usia produktif, dan 27.304 usia tua.
  5. Rasio ketergantungan tercatat 47,9 persen.
  6. Angkatan kerja mencapai 36.500 orang dengan angka partisipasi tenaga kerja sebesar 49,23 persen.
  7. Usia rata-rata kawin pertama: perempuan 26 tahun, laki-laki 30 tahun.
  8. Rasio ibu dan anak sebesar 24,32 persen dari total 123.659 perempuan usia 15–49 tahun dengan jumlah anak mencapai 30.079 jiwa.
  9. Golongan darah terbanyak adalah Golongan A (14.876 orang), sementara paling sedikit Golongan B (34 orang).

Perkawinan dan Perceraian

Data juga mencatat perkawinan terbanyak terjadi di Kecamatan Pasaman dengan 36.895 pernikahan, sedangkan yang paling sedikit di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dengan 7.415 pernikahan.

Pada tingkat nagari, Nagari Kapa memiliki jumlah perkawinan paling sedikit (792), sedangkan Nagari Aia Bangih mencatat perceraian terbanyak (320 kasus).

Perceraian paling sedikit terjadi di Kecamatan Sungai Beremas dengan 24 kasus.

Pentingnya Data Bagi Pembangunan

Yulisna menegaskan bahwa DKB bukan hanya sekadar angka, tetapi fondasi dalam perencanaan pembangunan.

“Pertama, data ini sangat relevan untuk perencanaan infrastruktur, fasilitas umum, dan program sosial. Kedua, jumlah penduduk menentukan alokasi anggaran dari pusat ke daerah. Ketiga, data ini membantu kebijakan publik yang lebih tepat sasaran,” jelasnya.

Selain itu, data kependudukan berperan strategis dalam penyelenggaraan pemilu, menentukan jumlah pemilih, serta alokasi kursi di dewan perwakilan rakyat. “Data ini memastikan hak suara setiap warga negara terjamin,” tambahnya.

Data DKB juga menjadi sumber informasi penting untuk penelitian dan kajian sosial-ekonomi, membantu para akademisi dan pembuat kebijakan dalam merancang strategi pembangunan yang lebih inklusif.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Pertumbuhan penduduk Pasaman Barat pada 2025 mencerminkan dinamika yang positif. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana memanfaatkan data tersebut secara optimal untuk mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan dukungan data yang akurat, pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bersama-sama merancang kebijakan yang mampu meningkatkan kesejahteraan seluruh warga Kabupaten Pasaman Barat.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *