KORANINVESTIGASI|Sebuah kegiatan perkemahan yang sarat makna dan edukasi digelar di lingkungan Rutan di bawah naungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sumatera Barat (Sumbar).
Kegiatan ini diikuti oleh warga binaan pemasyarakatan (WBP) dari berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) se-Sumbar, sebagai bagian dari program pembinaan dan penguatan karakter menuju reintegrasi sosial.
Kegiatan Bermanfaat dan Penuh Makna
Selama perkemahan berlangsung, berbagai kegiatan digelar dengan tujuan membentuk karakter, melatih kerja sama, serta membangkitkan semangat perubahan positif dalam diri para warga binaan.
Kegiatan tersebut antara lain:
- Upacara pembukaan sebagai simbol dimulainya perkemahan
- Lomba ketangkasan kerja sama tim untuk membangun sinergi dan kebersamaan
- Refleksi malam renungan, momen introspeksi diri yang mendalam
- Kegiatan kebersihan lingkungan di sekitar rutan, sebagai bentuk tanggung jawab sosial
- Penyalaan api unggun, simbol semangat dan harapan baru
Upacara penutupan, dipimpin langsung oleh Kakanwil Ditjenpas Sumbar
Antusiasme Tinggi dan Sikap Positif Para Peserta

BACA JUGA: Didik Karakter, Bangun Jiwa: Pramuka Jadi Jalan Pembinaan Warga Binaan di Lapas Bukittinggi Sumbar
Kegiatan ini disambut antusias oleh para WBP. Sepanjang acara, mereka terlihat aktif, semangat, dan menunjukkan perubahan sikap yang lebih baik.
Interaksi yang terbentuk di antara peserta, serta materi pembinaan yang disampaikan, menjadi sarana efektif untuk menyemai nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan harapan akan masa depan.
“Perkemahan ini bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi ruang pembelajaran yang nyata. Kami ingin para WBP merasakan bahwa mereka masih memiliki masa depan dan mampu berubah,” ujar salah satu panitia pembina.
Langkah Nyata Menuju Reintegrasi Sosial
Dengan berakhirnya kegiatan pada 24 Juli 2025, seluruh peserta kembali ke UPT masing-masing dengan semangat dan harapan baru.
Diharapkan, momen ini menjadi langkah nyata dalam proses reintegrasi sosial warga binaan—membantu mereka kembali ke tengah masyarakat dengan bekal mental, spiritual, dan sosial yang lebih kuat.
Kegiatan ini pun diharapkan menjadi inspirasi bagi lapas dan rutan lainnya, bahwa pembinaan tidak melulu soal pembatasan fisik, tetapi lebih kepada pemberdayaan nilai-nilai kemanusiaan dan perubahan.
“Kami percaya, lapas bukan tempat akhir, tapi titik balik menuju kehidupan yang lebih baik,” tutup Kakanwil Ditjenpas Sumbar dalam sambutannya saat menutup kegiatan.***