Daerah

Lapas Kelas III Talu dan BNNK Pasbar: Meretas Jalan Pulang Warga Binaan Lewat Rehabilitasi Pecandu Narkoba

×

Lapas Kelas III Talu dan BNNK Pasbar: Meretas Jalan Pulang Warga Binaan Lewat Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2025 07 23 at 11.48.51 f043f0a7
Program rehabilitasi berbasis institusi seperti ini menjadi bukti bahwa pemasyarakatan bukan sekadar menghukum, tetapi membangun ulang manusia.. Foto DOK Lapas Kelas III Talu, Pasbar

KORANINVESTIGASI|Di balik jeruji besi dan tembok tinggi Lapas Kelas III Talu, ada harapan yang sedang disemai.

Harapan itu bernama rehabilitasi, dan harapan itu bukan datang dari luar, tapi tumbuh dari dalam—dari tekad para warga binaan yang ingin pulih, ingin berubah, ingin pulang dengan cara yang lebih baik.

Hari ini, suasana Lapas terasa sedikit berbeda. Tidak ada suara pintu sel yang membanting, yang terdengar justru diskusi hangat dan tawa ringan dari para warga binaan yang mengikuti sesi edukasi rehabilitasi yang digelar oleh Lapas Talu bersama BNNK Pasaman Barat.

Kegiatan ini bukan formalitas. Ini adalah bagian dari proses pemulihan yang nyata. Sebuah langkah kecil namun penting, menuju kehidupan yang lebih sehat, bebas dari jerat narkotika.

BACA JUGA: Didik Karakter, Bangun Jiwa: Pramuka Jadi Jalan Pembinaan Warga Binaan di Lapas Bukittinggi Sumbar

Sinergi Dua Lembaga, Satu Tujuan: Pulihkan, Bukan Hukum Saja

Kepala Lapas Kelas III Talu, SUPAR, membuka kegiatan dengan pesan yang menenangkan namun penuh makna:

“Rehabilitasi bukan cuma soal berhenti pakai narkoba. Ini soal memulihkan cara berpikir, menyusun ulang hidup, dan mempersiapkan diri kembali ke tengah masyarakat.”

Tak ada nada menggurui dalam suaranya. Yang ada hanya ketulusan untuk melihat warganya—ya, mereka tetap warga—kembali menjadi bagian produktif dari komunitas.

Tim dari BNNK Pasaman Barat melanjutkan dengan materi edukatif yang dirancang sederhana dan membumi.

Mereka menjelaskan apa itu rehabilitasi, mengapa penting, dan bagaimana prosesnya bisa menjadi titik balik kehidupan.

“Kami Tak Lagi Sendiri…”

Salah satu warga binaan yang menjadi peserta program menyampaikan kisahnya. Dengan suara agak bergetar, ia mengaku dulu tak pernah mengira bahwa di tempat seperti lapas, ia justru mendapat kesempatan kedua.

“Saya pikir hidup saya habis waktu masuk ke sini. Tapi ternyata, di sini saya mulai belajar berdamai dengan diri sendiri. Rehabilitasi ini bukan cuma untuk bersih dari zat, tapi juga dari luka lama,” tuturnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, di mana para peserta bisa curhat, bertanya, bahkan menyampaikan ide.

Tak jarang candaan kecil menyela, mencairkan suasana. Di ruang yang dulu mungkin penuh penyesalan, kini tumbuh semangat baru.

Rehabilitasi: Lebih dari Sekadar Program

WhatsApp Image 2025 07 23 at 11.48.50 83837d13
Kepala Lapas Kelas III Talu, SUPAR, membuka kegiatan dengan pesan yang menenangkan namun penuh makna: “Rehabilitasi bukan cuma soal berhenti pakai narkoba. Ini soal memulihkan cara berpikir, menyusun ulang hidup, dan mempersiapkan diri kembali ke tengah masyarakat.” Foto: DOK Lapas Kelas III Talu, Pasbar

BACA JUGA: Kalapas Bukittinggi Sumbar Herdianto Ikuti PKN Tingkat II 2025: Siap Lahirkan Inovasi Pemasyarakatan

Program rehabilitasi berbasis institusi seperti ini menjadi bukti bahwa pemasyarakatan bukan sekadar menghukum, tetapi membangun ulang manusia.

Tak semua orang datang ke lapas sebagai orang jahat. Kadang, mereka hanya orang yang pernah salah jalan.

Dengan dukungan seperti ini, peluang untuk sembuh dan kembali menjadi bagian dari masyarakat menjadi nyata. Kunci keberhasilannya? Kolaborasi, empati, dan pendampingan berkelanjutan.

Harapan Baru untuk Masa Depan

Apa yang dilakukan oleh Lapas Talu dan BNNK Pasbar adalah bagian dari perubahan paradigma. Bahwa mereka yang pernah tersesat, berhak punya jalan pulang.

Dan jalan itu bisa dibangun dengan edukasi, pemahaman, dan tangan-tangan yang mau menggandeng, bukan menghakimi.

Di tengah krisis narkoba yang terus menghantui generasi muda, program seperti ini adalah titik terang.

Karena pemulihan sejati dimulai dari dalam diri, dan dikuatkan oleh lingkungan yang mendukung.***

Respon (3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *