KORANINVESTIGASI|Pemerintah Kota Bukittinggi kembali menunjukkan komitmennya untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Kali ini, lewat aksi Gotong Royong Bersama, Pemko Bukittinggi mengajak seluruh elemen masyarakat bergerak bersama membersihkan kawasan bantaran Sungai Batang Agam dari tumpukan sampah, khususnya plastik yang menjadi penyumbang utama pencemaran lingkungan.
Kegiatan yang dimulai pukul 07.30 WIB ini dipusatkan di kawasan belakang Rumah Potong Hewan hingga ke Gulai Bancah.
Ratusan peserta dari berbagai instansi pemerintahan, ASN, dan masyarakat umum turut ambil bagian.
Semuanya mengenakan pakaian olahraga dan turun langsung ke lapangan—mengangkat sampah, memilah limbah, dan mengembalikan wajah sungai menjadi lebih bersih.
Bukan Sekadar Gotong Royong Biasa

Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi, Rismal Hadi, SSTP, M.Si, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya agenda bersih-bersih rutin.
Lebih dari itu, ini adalah upaya membangun kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan dari ancaman serius: polusi plastik.
“Ini soal masa depan. Kalau bukan kita yang menjaga sungai dan lingkungan kita dari sekarang, siapa lagi? Sampah plastik bukan hanya merusak pemandangan, tapi juga membahayakan ekosistem dan kesehatan,” tegas Rismal.
Ia juga menyampaikan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi langsung Wali Kota Bukittinggi sebagai bagian dari program besar Gerakan Bukittinggi Bersih 2025.
Harapannya, gotong royong seperti ini bisa menjadi budaya, bukan sekadar seremoni.
Fokus Kurangi Polusi Plastik, Dimulai dari Sungai
Kawasan Sungai Batang Agam yang selama ini menjadi salah satu ikon alam Kota Bukittinggi memang tak luput dari permasalahan sampah.
Banyak limbah rumah tangga dan plastik sekali pakai yang bermuara di aliran sungai ini. Maka tak heran jika aksi bersih kali ini difokuskan di sana.
Menurut laporan Dinas Lingkungan Hidup, sampah plastik mendominasi komposisi limbah yang ditemukan di sungai.
Kondisi ini mengancam kualitas air dan mengganggu kehidupan biota air yang ada di dalamnya.
Aksi Kolektif, Dampak Kolektif
Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci. Dalam gotong royong ini, bukan hanya pegawai pemerintahan yang hadir, tapi juga pelajar, komunitas pecinta lingkungan, dan tokoh masyarakat setempat.
“Kita ingin bukti, bukan janji. Kalau semua ikut turun tangan, dampaknya akan terasa langsung. Lingkungan jadi bersih, warga jadi lebih peduli,” ujar salah satu peserta, Andini, mahasiswi lokal yang tergabung dalam komunitas Lingkar Hijau.
Langkah Berkelanjutan Menuju Kota Bersih 2025
Wali Kota Bukittinggi berkomitmen penuh mendukung gerakan bersih ini bukan hanya lewat instruksi administratif, tapi juga dengan menggerakkan seluruh OPD, kelurahan, dan sekolah-sekolah agar menjadikan kebersihan sebagai gerakan massal dan berkelanjutan.
“Gotong royong harus jadi budaya. Kita ingin Bukittinggi tidak hanya bersih saat ada event, tapi bersih setiap hari karena warganya peduli,” ujar Sekda.
Catatan Akhir: Aksi Nyata, Harapan Nyata
Gerakan bersih yang dilakukan Pemerintah Kota Bukittinggi ini membuktikan bahwa menjaga lingkungan bukan cuma urusan pemerintah, tapi juga urusan bersama. Dimulai dari sungai, dari plastik, dari langkah kecil—tapi konsisten.
Dengan gotong royong seperti ini, Bukittinggi tak hanya bersih secara fisik, tapi juga tumbuh kesadaran kolektif untuk mencintai dan menjaga alamnya sendiri.***