Daerah

Letkol Bayu Arditya Berpamitan dengan Semangat Pengabdian dari Ranah Minang

×

Letkol Bayu Arditya Berpamitan dengan Semangat Pengabdian dari Ranah Minang

Sebarkan artikel ini
WhatsApp Image 2025 07 10 at 08.55.14 91cf8530
Letkol Arm. Bayu Arditya Nugroho, S.H., M.Han, menyampaikan pamit dengan cara yang khas: menyentuh, bersahaja, dan sarat makna budaya Minang.Foto: Rafika Santi

KORANINVESTIGASI|Suasana hangat namun tak bisa menutupi rasa haru menyelimuti malam pisah sambut Komandan Kodim 0304/Agam.

Bertempat di rumah dinas Wali Kota Bukittinggi pada Rabu malam (9/7), Letkol Arm. Bayu Arditya Nugroho, S.H., M.Han, menyampaikan pamit dengan cara yang khas: menyentuh, bersahaja, dan sarat makna budaya Minang.

Bukan sekadar untaian kata, pepatah itu mencerminkan perjalanan tugasnya:

  • Takuruang nak di lua, semangat untuk tetap bergerak meski dalam keterbatasan;
  • Taimpik nak di ateh, cita-cita dan daya juang yang tak surut meski berada dalam tekanan.

“Itulah yang saya rasakan selama bertugas di Bukittinggi dan Agam. Tidak hanya wilayah kerja, tapi tempat yang mengajari saya tentang keteguhan, solidaritas, dan budaya yang sangat luar biasa,” ucap Bayu dengan mata berkaca.

Tiga Hal yang Membekas di Hati Sang Komandan

Selama menjabat sebagai Dandim 0304/Agam, Letkol Bayu merangkum pengabdiannya dalam tiga kenangan paling berkesan:

1. TNI dan Rakyat, Satu Hati

Lewat kegiatan seperti karya bakti, TMMD, dan aksi sosial, ia menyaksikan langsung bahwa kemanunggalan TNI dengan rakyat bukan jargon kosong.

“Masyarakat Minang sangat terbuka dan partisipatif. TNI diterima bukan hanya sebagai penjaga, tapi sebagai bagian dari keluarga,” katanya.

2. Hikmah dari Adat dan Kearifan Lokal

Bayu mengaku banyak belajar dari peran ninik mamak, alim ulama, dan tokoh adat dalam menyelesaikan persoalan sosial.

“Sistem sosial di sini sangat tangguh. Nilai adat dan musyawarah terbukti mampu menjadi tameng dari konflik horizontal.”

3. Wawasan Kebangsaan untuk Generasi Muda

Tak jarang dirinya turun langsung ke sekolah-sekolah, komunitas, dan kampus untuk menanamkan nilai-nilai bela negara dan nasionalisme.

“Jika generasi muda tercerahkan, maka daerah ini akan selalu kuat secara mental dan moral.”

Dari Prajurit Menjadi Saudara

Sambutan Letkol Bayu diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada Forkopimda, jajaran TNI-Polri, tokoh masyarakat, dan seluruh warga Bukittinggi dan Agam atas dukungan serta kebersamaan yang tulus selama masa tugasnya.

“Saya datang sebagai prajurit, dan saya pulang sebagai saudara. Terima kasih untuk kehangatan, untuk pelajaran, dan untuk kebersamaan yang tak akan pernah saya lupakan.”

Bukti bahwa TNI Adalah Bagian dari Rakyat

Kisah Letkol Bayu bukan sekadar pergantian jabatan. Ia adalah bukti bahwa pengabdian militer bisa menyatu dengan nilai lokal, dan pejabat bisa menjadi saudara, bukan sekadar penguasa.

Dalam era modern seperti sekarang, komitmen seperti ini menjadi oase: saat ketegasan dibalut empati, dan ketika kehormatan tak lepas dari rasa hormat terhadap masyarakat.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *