KORANINVESTIGASI|Saat sore menjelang dan langit mulai berubah warna, mata siapa pun yang melintasi kawasan pinggiran Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), pasti akan tertarik pada satu hal: layangan besar berdesain unik yang menari tinggi di angkasa.
Ia bukan sekadar mainan, tapi simbol kebanggaan dan kreativitas sekelompok anak kampung. Namanya? Kiambang Raya.
Layangan itu lahir dari tangan-tangan kecil penuh semangat: Rangga, Naufal, dan teman-temannya.
Tanpa sponsor, tanpa bantuan dewasa, mereka menciptakan sesuatu yang bukan hanya menghibur, tapi juga menyatukan. Bukan sekadar terbang — Kiambang Raya kini punya tempat tersendiri di hati warga setempat.
BACA JUGA: Karupuak Kuah, Jajanan Legendaris yang Tak Lekang di Jam Gadang Bukittinggi
Dari Patungan Uang Jajan ke Langit Bukittinggi
“Kadang kami patungan dari uang jajan yang dikasih orang tua. Kalau nggak cukup, kami cari layangan putus dari pertandingan. Kalau dikasih sama yang punya, itu jadi koleksi baru buat kami,” ujar Rangga, si pemimpin tim, sambil tersenyum bangga.
Kertas minyak warna-warni, bambu tipis hasil tebasan dari kebun belakang, hingga tulisan khas di badan layangan—semuanya hasil kerja tim.
Ada yang jago desain, ada yang cekatan merakit, dan ada yang jadi pemikir strategi saat uji coba di lapangan.
Naufal, sang “desainer” tim, menjelaskan, “Nama Kiambang Raya kami ambil dari layangan yang kami temukan dan kami rawat. Namanya udah ada, jadi sekalian kami pakai. Sekarang malah jadi kayak merek sendiri.”
Permainan Tradisional yang Menyatukan

BACA JUGA: Palai Rinuak Dapur Cikgu: Menjaga Cita Rasa Tradisi dari Balik Dapur Keluarga Guru
Yang menarik, permainan ini tidak hanya soal kesenangan. Gotong royong, rasa tanggung jawab, dan kebanggaan terhadap hasil karya sendiri tumbuh alami dari proses ini.
Anak-anak itu belajar banyak hal: dari menghargai ide, menyelesaikan masalah teknis, sampai belajar mengalah kalau kalah angin.
Dan perlahan, anak-anak lain ikut tertular semangat mereka. Kini, makin banyak yang mulai membuat layangan sendiri.
“Daripada di rumah main HP terus, mending bareng-bareng bikin layangan. Seru, rame, dan bisa bangga,” ujar salah satu anak tetangga yang baru bergabung dengan tim kecil ini.
Kiambang Raya: Mimpi yang Terbang di Langit
Layang-layang ini bukan sekadar permainan. Ia adalah simbol kecil dari mimpi besar anak-anak kampung: tentang bagaimana kreativitas bisa tumbuh meski dengan alat seadanya, tentang bagaimana solidaritas bisa menjulang tinggi seperti benang yang terentang ke langit.
Di tengah era digital yang makin menenggelamkan budaya lokal, kisah Kiambang Raya jadi pengingat: bahwa permainan tradisional masih punya ruang, asal ada semangat dan cinta untuk melestarikannya.***