KORANINVESTIGASI|Jam Gadang berdiri kokoh. Angin dari Ngarai Sianok berhembus pelan. Kota Bukittinggi, dengan seluruh pesonanya, terus memikat wisatawan yang datang.
Tapi di balik keindahannya, satu pertanyaan besar muncul: Mengapa belum ada satu pun event pariwisata Bukittinggi yang masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN)?
Kota yang dulunya menjadi pusat perjuangan kemerdekaan ini memang tak pernah kehilangan pesona.
Mulai dari sejarah, budaya, sampai panorama alam kelas dunia—semuanya ada di sini. Bukittinggi adalah salah satu magnet wisata utama di Sumatera Barat.
Tapi secara mengejutkan, belum ada event pariwisata resminya yang terdaftar dalam KEN, program nasional unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI).
BACA JUGA: GRATIS! Anak-Anak Bisa Liburan Seru ke Objek Wisata Bukittinggi di Hari Anak Nasional 2025
Apa Itu Karisma Event Nusantara?
Sebelum kita jauh membahas Bukittinggi, mari kenalan dulu dengan KEN.
Karisma Event Nusantara adalah program yang diluncurkan oleh Kemenparekraf untuk menyeleksi dan mempromosikan event-event terbaik dari seluruh penjuru Indonesia.
Event yang masuk dalam KEN akan mendapatkan:
- Dukungan promosi nasional dan internasional
- Dukungan logistik, teknis, hingga pembinaan penyelenggara
- Branding sebagai event unggulan Indonesia
KEN bukan hanya seleksi biasa. Ini adalah panggung nasional yang mempertemukan potensi lokal dengan dukungan pusat. Masuk KEN sama dengan diakui dan disorot.
Bukittinggi: Potensi Besar, Tapi Belum Muncul

BACA JUGA: Karupuak Kuah, Jajanan Legendaris yang Tak Lekang di Jam Gadang Bukittinggi
Bukittinggi sebenarnya punya segalanya. Dari sisi destinasi, kita bicara tentang:
- Jam Gadang, ikon kota bersejarah
- Ngarai Sianok, lembah eksotis nan megah
- Benteng Fort de Kock, saksi sejarah kolonial
- Lobang Jepang, kisah kelam perang dunia
Dari sisi aksesibilitas? Bandara Internasional Minangkabau hanya berjarak 1,5 jam perjalanan.
Infrastruktur wisata? Mulai dari hotel, homestay, pusat kuliner, hingga sentra UMKM—semuanya tersedia dan aktif.
Namun, event wisata dan budaya yang mampu menasional dan masuk radar Kemenparekraf belum terlihat nyata. Sejauh ini masih berputar di kalender pariwisata lokal, bukan dalam KEN.
Tour de Singkarak: Satu-satunya Jejak Nasional
Jika ada satu nama besar yang sempat membawa Bukittinggi mencicipi panggung nasional, itu adalah Tour de Singkarak (TdS).
Event balap sepeda internasional ini menjadikan Bukittinggi sebagai salah satu etape penting. Tapi perannya hanyalah sebagai kota singgah, bukan penyelenggara utama.
Bukittinggi belum punya event signature—festival yang benar-benar merepresentasikan keunikan budaya dan nilai historisnya secara konsisten, terjadwal, dan punya daya tarik nasional.
Kenapa Belum Masuk KEN?
Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab:
- Event belum dikemas secara profesional dengan storytelling, konsep kreatif, dan sinergi sektor pariwisata
- Konsistensi penyelenggaraan tahunan belum terjaga
- Kurangnya pengajuan resmi ke Kemenparekraf melalui proposal atau kurasi daerah
- Keterbatasan promosi digital dan kolaborasi nasional
Padahal, banyak daerah lain dengan potensi lebih kecil bisa masuk KEN. Contoh:
- Festival Serak Gulo – Kota Padang
- Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) – Kota Sawahlunto
- Festival Teluk Jailolo – Halmahera Barat
- Banyuwangi Ethno Carnival – Jawa Timur
Kuncinya ada pada kemasan, konsistensi, dan kemauan untuk tampil di panggung nasional.
Saatnya Bukittinggi Bangkit: Bukan Sekadar Kota Wisata, Tapi Kota Event Nasional
Potensi Bukittinggi terlalu besar untuk terus jadi penonton. Event budaya bisa dikemas menjadi:
- Festival Kolonial Bukittinggi – memadukan sejarah kolonial, perjuangan, dan budaya lokal
- Bukittinggi Story Walk – tur teatrikal sejarah kota
- Jam Gadang Light Festival – pertunjukan cahaya, musik, dan tari berlatar ikon kota
- Festival Randai dan Silat – budaya Minang dalam format pertunjukan modern
Dengan kerja sama antara Dinas Pariwisata Kota, seniman lokal, komunitas kreatif, dan pelaku ekonomi kreatif, Bukittinggi bisa menciptakan festival yang tak hanya menarik wisatawan lokal, tapi juga mampu bersaing di skala nasional.
Bukittinggi Sudah Siap, Tinggal Berani Melangkah
Bukittinggi adalah kota penuh energi. Kota yang tidak hanya cantik, tapi punya cerita, punya karakter. Kini saatnya cerita itu dikemas jadi event yang layak tampil di KEN.
Agar dunia tahu, kota di bawah Gunung Singgalang ini bukan hanya tempat singgah, tapi panggung budaya yang layak disorot.
KEN 2026 menanti. Apakah Bukittinggi akan hadir di sana? Jawabannya ada di tangan kita semua.***
Respon (1)