KORANINVESTIGASI|Serangan udara terbaru Israel kembali mengguncang Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 27 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, Minggu (13/7/2025) waktu setempat.
Serangan berlangsung dari malam hingga pagi dan menyasar pemukiman sipil serta fasilitas penting bagi para pengungsi.
Menurut Mahmud Bassal, juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, sejumlah serangan udara meluluhlantakkan rumah-rumah warga, titik distribusi air, hingga area tenda pengungsian.
BACA JUGA: Gaza Kembali Berdarah: Puluhan Tewas Saat Antri Bantuan Makanan, Krisis Kemanusiaan Kian Parah
Serangan Paling Mematikan: Rumah Warga Dekat Kamp Nuseirat
Salah satu serangan paling tragis terjadi di dekat kamp pengungsi Nuseirat, selatan Gaza City, menghantam sebuah rumah milik warga sipil.
“Terdapat 10 korban tewas, termasuk anak-anak. Beberapa lainnya mengalami luka serius,” ujar Bassal kepada AFP.
Titik Air Bersih Juga Jadi Sasaran
Tak hanya permukiman warga, sebuah titik distribusi air bersih yang melayani pengungsi di wilayah barat kamp Nuseirat juga dibom. Serangan ini menewaskan 6 orang dan melukai banyak lainnya.
“Ini adalah tempat para pengungsi mengambil air bersih setiap hari. Kini rata dengan tanah,” tambah Bassal.
Tenda Pengungsi di Al-Mawasi Dihantam
Di bagian selatan, tiga korban jiwa dilaporkan dalam serangan udara yang menghantam tenda-tenda pengungsi di Al-Mawasi, wilayah pesisir yang sebelumnya dianggap relatif aman dan menjadi tempat perlindungan bagi warga yang terusir dari wilayah konflik lainnya.
Kondisi Gaza Semakin Memburuk

BACA JUGA: Geger Bantuan Tepung Dicampur Narkoba di Gaza, GHF dan Israel Dituding Lakukan Kejahatan Kemanusiaan
Hingga kini, militer Israel belum memberikan komentar resmi atas serangan ini.
Namun, selama beberapa minggu terakhir, Israel memang meningkatkan intensitas serangan udara ke Gaza, yang kini telah memasuki bulan ke-21 sejak konflik meletus pada Oktober 2023.
Lebih dari dua juta penduduk Gaza hidup dalam kondisi yang kian menyedihkan—menghadapi kelangkaan air bersih, makanan, dan tempat tinggal layak, sementara gempuran militer terus menghantui hari-hari mereka.
Kemanusiaan dalam Krisis
Tragedi demi tragedi terus terjadi di Gaza, dan serangan kali ini hanya menambah panjang daftar korban sipil yang terus berjatuhan.
Komunitas internasional pun kembali mempertanyakan, sampai kapan warga sipil akan terus menjadi korban di tengah konflik yang tak kunjung usai?***
Respon (1)