KORANINVESTIGASI|Surat kabar berbahasa Ibrani Haaretz mengungkap pengakuan mengejutkan dari sejumlah tentara dan perwira Israel terkait kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza, khususnya di sekitar pusat distribusi bantuan kemanusiaan.
Dalam wawancara langsung yang dikutip oleh kantor berita Saba (Yaman), para tentara Israel menyatakan bahwa mereka diperintahkan untuk menembaki kerumunan warga Gaza — bahkan ketika tidak ada ancaman militer yang jelas.
“Penembakan terhadap penduduk Gaza di dekat pusat distribusi bantuan adalah tindakan disengaja,” ungkap salah satu tentara kepada Haaretz.
Senjata Berat Digunakan
Dalam kesaksian mereka, para tentara mengaku menggunakan berbagai senjata mematikan, mulai dari senapan mesin berat, granat tangan, hingga mortir, yang diarahkan ke warga sipil yang sedang mencari makanan dan bantuan.
Mereka juga menegaskan bahwa tidak ada tembakan balasan dari pihak Palestina saat operasi berlangsung.
Bantuan Dijadikan Legitimasi Perang
Lebih lanjut, laporan Haaretz menyoroti bagaimana institusi militer Israel melihat distribusi bantuan sebagai alat untuk mempertahankan legitimasi perang di Gaza.
“Gaza tidak lagi menjadi perhatian siapa pun. Bahkan pembunuhan tidak lagi memerlukan pernyataan resmi,” ujar seorang tentara anonim dalam laporan tersebut.
Laporan ini berpotensi memicu kecaman baru dari komunitas internasional.
Meski tentara Israel secara terbuka mengakui tindakan kekerasan ini, belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Pertahanan Israel maupun IDF (Pasukan Pertahanan Israel) terkait laporan Haaretz.***
Respon (2)